Senin, 17 September 2012

Pola Makan Makanan Mentah

Benarkah bahwa Pola Makan Makanan Mentah Obat Segala Penyakit?
Sudah menjadi kebiasaan dan strategi para pemasar obat dan supelemen serta berbagai terapi kesehatan membeberkan berbagai testimoni tentang keberhasilan mereka membuat orang sembuh dari penyakit. Bahkan ada sejumlah obat yang diiklankan bisa menyembuhkan segala macam penyakit tapa efek samping.
Tak hanya obat dan suplemen, berbagai terapi (akupunktur, detoksifikasi  hingga operasi platik, terapi ozon dst) juga diiklankan dan dipasarkan dengan cara serupa, yaitu membeberkan berbagai testimoni.
Tak mau kalah dengan berbagai supelemen dan teknik terapi itu dalam memasarkan, tulisan ini akan dimulai dengan pembeberan testimoni keberhasilan dalam melakukan pola makan makanan mentah. Semoga tak kalah menarik!


Cerita nyata pertama
Karena sudah lama tak kunjung mendapat anak juga, sepasang suami isteri pergi ke dokter untuk memeriksakan kandungan dengan penuh harapan agar mereka segera punya anak. Tetapi, sungguh tak terduga, kandungan mereka bermasalah dan justru harus diangkat. Habislah harapan mereka untuk mempunyai keturunan. Itupun belum selesai, ternyata sang isteri juga mengidap diabetes dan setelah beberapa lama di rumah sakit, ditemukan lagi bahwa sesungguhnya dia juga menderia leukemia. Radiasi dan kemoterapi merupakan pengobatan lebih lanjut. Namun, derita tak kunjung pergi dan bahkan seakan justru makin mencintai dan melekat pada mereka. Sang isteri stroke, rambut rontok, badan bau menyengat, muka menghitam, kepala terkulai, tidak bisa berbicara, air lir menetes dengan sendirinya (karena mulut sulit terkatup), duduk tak bisa tegak, dan tentu tidak bisa berjalan. Rumah sakit lalu memutuskan bahwa kondisinya sudah sangat lanjut dan memvonis umurnya tinggal 1,5 bulan lalu menyarankan agar membawa dia pulang dan memberikan apapun yang diinginkannya agar ia bisa melepas hari-hari terakhir dengan bahagia di tengah keluarganya. Dia lalu dibawa pulang dengan kursi roda dan dengan segenap keputusasaan.
Sang suami benar-benar putus asa. Betapa tidak? Pekerjaan hilang, harta benda termasuk tanah dan sawah sudah terjual untuk mengobati sang isteri, ratusan juga sudah raib untuk itu semua tanpa membuahkan hasil. Saran seorang teman untuk berobat ke seorang dokter ‘rawfood’ di Jakarta nyaris saja tak pernah digubrisnya. Untungnya, di tengah kegalauannya, dia mencoba menelepon dokter tersebut. Dengan terus terang, sapaan pertamanya adalah, “Dok, saya sudah tidak punya uang, semua sudah habis.” “Kamu ingin isterimu sembuh tidak? Kalau mau, ayo kita bicarakan” jawab dokter. Setelah mengiyakan dia lalu mencoba mencari alamat dokter. Mungkin karena dia berasal dari Bali dan jarang ke Jakarta, dia tersesat di jalan dan kembali menelepon sang dokter.
Dokter (D):  Kamu ingin isterimu sembuh ga?
Suami (S): Tentu Dok, tapi saya sudah tidak punya uang, semua harta saya sudah habis.
D: Uang jangan dipikirkan karena uang tidak bisa menyembuhkan.
S: ????
D: Selain tentunya Tuhan, yang bisa membantu menyembuhkan adalah kamu dan usaha serta niatmu.
S (dalam hati): Sial, emang selama ini aku tidak berjuang? Segalanya sudah kukorbankan demi isteri tercinta, apa kurang?
D: Saya tidak bisa berbuat apa-apa. Obat atau resep yang saya berikan tidak akan berarti apa-apa kalau kalian tidak disiplin. Sekali lagi, kamu ingin isterimu sembuh tidak?
S: Iya, tentu, Dok.

Dengan penuh keheranan si suami itu pulang ke rumah dengan membawa sejumlah ramuan dan resep yang aneh. 200 gram bayam segar makanan popeye merupakan salah satu yang diresepkan si dokter. Dengan telaten, tiap hari si suami menyuapi berbagai makanan yang diresepkan itu kepada sang isteri.

Satu setengah bulan berlalu, vonis dokter awal ternyata sudah terlampaui, dan sang isteri masih hidup dan justru sedikit kelihatan berbinar. Mulai ada cahaya dari raut mukanya. Tiga bulan kemudian, dia mulai bisa menelan makanan dengan mudah dan agak bisa berbicara. Enam bulan kemudian, dia sudah bisa berdiri tegak, jalan dan bicara walaupun masih terbata. Dokter sudah mengatakan bahwa kanker dan diabetesnya sudah sembuh. Sungguh tak terduga. Makanan mentah membuat isterinya sembuh dari berbagai penyakit.
Cerita nyata berikutnya:
Berbagai cerita nyata seperti ini terus mengalir dan memenuhi tumpukan dokumen di dalam komputer. Untungnya, kemajuan teknologi masih lebih cepat dari pertambahan cerita nyata semacam. Sungguh bersyukur ruang gudang di dunia maya sudah menjadi tak berhingga pada saat ini. Kalau tidak, entah berapa ruang perpustakaan yang harus kita buat untuk sekedar menyimpan dokumen itu.
Berbagai keberhasilan pola makan makanan mentah dalam membantu orang menjadi sembuh dan sehat lebih menonjol dalam kumpulan dokumen kisah nyata. Sebagian mereka yang tidak berhasil sembuh karena baru mulai menerapkan pola makan itu, hingga catatan cerita Steve Job yang vegan sudah lama dan belum lama ini meninggal karnea kanker pankreas, membuat kita makin tahu manfaat melakukan pola makan makanan mentah. Tapi ….
Apakah Benar bahwa Pola Makan Makanan Mentah adalah Obat Segala Penyakit?
Tidak, sama sekali tidak benar! Pola makan makanan mentah bukan obat dan sama sekali tidak menyembuhkanDengan banyak makan buah dan sayur segar sesungguhnya kita hanya mengurangi asupan makanan tidak baik yang lain sehingga dengan demikian racun yang masuk ke dalam tubuh kita berkurang secara berarti.  Kalau racun yang masuk ke dalam tubuh sedikit, tubuh tidak akan berjuang melawan racun tetapi akan memperbaiki atau meregenerasi diri. Dengan memberikan kesempatan tubuh untuk memperbaiki diri, kita akan tahu bahwa sesungguhnya tubuh mempunyai kemampuan luar biasa untuk menyembuhkan dirinya sendiri dan sering juga justru membuatnya lebih segar dan lebih muda daripada sebelumnya.
Karena itu, manfaat yang dirasakan tiap orang setelah menjalani pola makan makanan mentah secara ketat lebih daripada 21 hari akan saling berbeda.
Mereka yang sudah sakit, tidak ada pilihan lain, segeralah mencari obat dan terapi yang tepat. Jangan lupa mencari informasi lengkap tentang obat dan terapi itu dan jangan hanya membaca manfaatnya saja. Kalau ada yang mengatakan bahwa “tanpa efek samping”, jangan pernah percaya, catatan itu hanya menunjukkan bahwa obat atau terapi itu menyembunyikan efek sampingnya atau, kalau toh memang belum ada, obat atau terapi itu belum mendapatkan penelitian yang memadai dan lengkap. Makin keras dan makin hebat obat atau suplemen itu, tentu makin tinggi pengaruh jeleknya pada tubuh.
Jika sakit, sembari mengkonsumsi obat atau terapi yang sudah kita pilih dengan penuh kesadaran akan manfaat dan efek sampingnya, hindarilah racun yang menyebabkan sakit kita muncul. Pola makan makanan mentah merupakan sebuah tindakan mengurangi racun yang  efektif. Puasa dengan pengawasan mereka yang sudah ahli dan berpengalaman akan mempercepat proses penyembuhan yang dilakukan oleh tubuh.
Yang pertama dan yang sangat utama adalah menghindari produk hewani dan produk yang terbuat darinya (turunannya) karena produk hewani adalah gudang atau tempat berakumulasi segala antibiotika, hormon pertumbuhan, racun hama dst serta berbagai polusi terberat yang ada di dunia dan justru jauh-jauh melebihi tingkat racun pada sayur dan buah non-organik yang belum dicuci sekalipun. Sayur non-organik masih sering mendapat hembusan angin, sapuan embun, aliran hujan serta siraman air para petani, tapi daging dan otot hewan hanya bisa menyimpan dan mengakumuasikannya.
Yang kedua adalah menghindari gula dan segala macam produk yang mengandung gula. Lalu menghindari  tepung (termasuk nasi, mi, pasta dst) serta segala macam yang diproses atau dimasak dan digoreng.
Bagaimana bagi mereka yang sehat walafiat?
Justru merekalah yang terutama harus memulainya. Kalau sudah sakit, kita terpaksa berobat dan menanggung resiko obat itu. Obat dan suplemen hanya kita perlukan kalau kita sakit, dalam kondisi terpaksa. Apakah kita harus menunggu sakit baru kita mengurangi asupan racun? Apakah kita ingin menyakiti tubuh kita terus? Kita tidak ingin terus mengkonsumsi obat dan suplemen sepanjang hidup bukan?
Mereka yang merasa sehat dan lalu melakukan pola makan makanan mentah sekurangnya 21 hari akan menyadari bahwa sesungguhnya sebelum itu mereka mengalami dan menderita berbagai penyakit. Keberhasilan luar biasa itu akan memberikan semangat luar biasa bagi mereka untuk terus melakukannya sepanjang hidupnya atau sekurangnya peristiwa itu akan tertanam dalam benaknya bahwa ‘perasaan nyaman luar biasa” itu belum pernah terjadi sebelumnya.
Bagaimana caranya? (untuk mereka yang sehat)
Makanlah sebanyak mungkin buah manis tak berlemak, banyak makan sayur organik segar, sedikit makan biji dan hindari makanan yang suah diproses.
Tidak enak? Hehehehe ……. , apakah ada yang mengatakan bahwa buah mangga manis yang matangnya pas itu tidak enak? Coba cari buah kesukaan Anda, lalu gunakanlah sebagai sarapan pagi sebelum kita lapar dan sesudah kita minum satu gelas air matang yang higienis. Makanlah sebanyak mungkin hingga perut kenyang dan tidak ingin mengkonsumsi makanan yang lain. Ulangi lagi pada siang hari dan agak sore bolehlah sedikit makan biji atau makan makanan vegan (yang sedikit atau tanpa bumbu dan seasoning: dan jelas harus tanpa MSG, HP, gula dst) tanpa tepung. Atau, sempurnakan dengan jus sayur dan berbagai lauk sayur segar (sejenis salad dengan dressing vegan). Kalau bisa terus makan buah dan sayuran segar, tentu akan jauh-jauh lebih baik.
Malam hari, kembali lagi makan buah lagi dan minum air. Kelapa muda? Oke, mengapa tidak? Dan nikmatilah kebugaran hingga agak larut malam. Keinginan tidur berkurang. Tetapi, mengapa harus tidur banyak kalau tidak kelelahan? Tubuh memerlukan tidur sekurangnya 8 jam sehari kalau kelelahan baik akibat kegiatan fisik maupun karena terlalu banyak racun yang kita masukkan ke dalam tubuh melalui makanan.
Masih lapar? Cari buah dan makan buah lagi.
Perut keroncongan? Tidak berarti itu pertanda lapar, tetapi juga bisa berarti bahwa pencernaan masih bekerja karena tidak ada zat penenang dari tepung (nasi, roti, biskuit, kentang, mi, pasta dst).
Selamat makin sehat segar bugar sepanjang masa tanpa obat dan tanpa suplemen!

Makanan mentah atau makanan kehidupan atau living food adalah makanan yang masih mengandung berbagai enzim kehidupan (berasal dari energi matahari melalui proses fotosintesa) dan yang tidak dipanaskan di atas 45 derajat Celsius. Daging, telur, ikan dan susu mentah tidak termasuk ke dalam golongan makanan kehidupan karena mereka tidak lagi mengandung enzim kehidupan.

0 komentar:

Posting Komentar

Siguiente Anterior Inicio

Sample Text

About

Blogger news

Anggota Kelompok

dariziva 06 adalah Ricky Gunawan, Qotrun Nada, Fauziah Fajru Rachma, dan Nur Azizah Agustianih.

BTricks

Blogger templates

Featured Video

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Followers

About Me

Foto saya
kami beranggotakan 4 orang yang merupakan mahasiswa/i Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Program Studi Pendidikan Kimia, angkatan Tahun 2010..tepatnya sekarang sedang menjalankan tugas sebagai mahasiswa/i semester 5... sejarah hadirnya blog ini berawal dari salah satu tugas mata kuliah Kimia Lingkungan dengan Pak Adi Riyadhi, M.Si selaku dosen kami..kami menggunakan nama dariziva.06 ini karena merupakan singkatan dari masing-masing personel, mw tau ??? cekidot :D da: Qotrun Nada ri: Ricky Gunawan zi: Nur Azizah Agustianih fa: Fauziah Fajru Rachma dan 06 karena kami kelompok 6..hhe semoga pembaca dapat mengambil manfaat dari blog kami ini..
 
Dari Kami, Untuk Kita Semua Copyright © 2010 | Designed by: Compartidisimo